Dasar Keilmuan (Rahasia dzikir) dalam Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia (STI) berasal dari Rasulullah Muhammad SAW (Hadits Tabrani‑Baihaqi) sampai ke Sayyidina Ali ‑ Syekh Abdul Qadir Jaelani ‑ Syekh Ahmad Al Falatil Bauni, sampai ke tangan Syekh Maulana Makdum Ibrahim atau dikenal sebagai Sunan Bonang.
Oleh Sunan Bonang jurus‑jurusnya diciptakan beliau dari gerakan‑gerakan dasar tubuh yang disebut jurus Hija’iyah (Rahasia huruf‑huruf Al Qur’an) sekitar th. 1510 M. Secara turun‑temurun ilmu ini dipegang oleh Ki Ageng Tirtayasa (Banten) ‑ Syekh Yusuf (Cirebon) sampai pada seorang sufi di Linggajati – Cirebon, yang menjadi guru dari AR Gambang. Rahasia ilmu ini disebut alif – lam – mim – artinya “Hanya Allah SWT yang tahu”.
Selama 5 tahun AR Gambang yang pada waktu itu masih berusia muda digembleng phisik, mental dan batinnya oleh sang Guru, melalui puasa wirid dan dzikir.
Selama itu juga sang guru memerintahkan AR Gambang untuk melakukan Riyadho/perjalanan menemui Ajengan, Kyai, dan pendekar yang menjadi sahabat sang guru. Sang guru juga mengizinkan Gambang muda untuk belajar di perguruan-perguruan lainnya dengan maksud agar dapat menemukan perbandingan termasuk diperintahkannya AR Gambang untuk mempelajari ilmu hitam di Jawa Barat dan Banten, untuk mengetahui kelemahan ilmu hitam tersebut dan menghancurkannya.
Setelah berguru kepada para Ajengan, Kyai dan Pendekar di tanah Jawa, maka AR Gambang kembali pada sang Guru dan mengakui bahwa ilmu Sujud Silat Tauhid adalah Asli dan bukan merupakan pecahan i1mu lain. Silat Tauhid adalah satu‑satunya perguruan dengan jurus‑jurus Hija’iyah di Indonesia yang khas dan unik tersendiri.
Setelah mendapatkan wasiat keilmuan, maka sejak tahun 1986 ilmu sujud disebarkan dalarn bentuk Majelis dzikir. Kemudian atas anjuran aparat keamanan dan pemerintah, maka pada tanggal 19 Maret 1992 dibentuklah organisasi tersebut dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam SILAT TAUHID Indonesia, yang berpusat di Yogyakarta. Saat ini Silat Tauhid telah memasuki tahun ke-15 pengembangan ilmu Sujud dengan siswanya ada 175.000 orang lebih yang menyebar di seluruh tanah air dengan 15 cabang di tanah Jawa yang telah diresmikan. Semoga Silat Tauhid semakin jaya dan selalu mendapat ridha Allah SWT. didalam menegakkan kalimat Laailaahaillallah, Kebenaran, Persaudaraan dan Kedamaian. Amin Yaa Robbal ‘Aalamiin.
Tingkatan di Silat Tauhid Indonesia
Padepokan Silat Tauhid dalam proses pendidikannya juga mengenal tingkatan. Setiap anggota selain ilmu agama, mereka akan diajarkan juga berbagai ilmu peninggalan leluhur bangsa Indonesia sesuai kemampuan. Keseluruhan ilmu dalam Padepokan Silat Tauhid meliputi :
Ilmu Tenaga Dalam
Ilmu Asma’
Ilmu Hikmah (Bathin)
Serta berbagai Puasa – Wirid dan Dzikir guna memperkuat bathin. Ketiga ilmu tersebut disebut ILMU SUJUD maksudnya : mengajak setiap orang bersujud (Shalat). Oleh karena itu hanya orang Muslim saja yang dapat masuk menjadi anggota, akan tetapi ilmu ini dapat digunakan untuk menolong umat tanpa membedakan agama dan kepercayaannya, baik dalam hal beladiri, pengobatan maupun muamalah.
Untuk mampu menguasai semua ilmu tersebut, maka seorang anggota harus menguasai Ilmu Sujud dalam bentuk olah pernapasan. Untuk tingkat dasar dikenal 12 jurus, InsyaAllah seseorang yang telah menyelesaikannya sudah mempunyai kekuatan, dan dapat dilepas atau diperbolehkan untuk membantu sesamanya dalam hal pengobatan, muamalah dan beladiri.
Untuk kelanjutannya dikenal 8 tingkat, yaitu :
Tingkat Dasar (IQRA’) 12 Jurus ± 3 Hari
Tingkat Lanjutan (IMAN) 12 Jurus ± 1 Tahun
Tingkat Gabungan (KALAM) 15 Jurus ± 1 1/2 Tahun
Tingkat Pendekar (AKBAR) 1 Jurus ± 1 Tahun
Tingkat Pendekar I (LANGKAH RASUL) 1 Jurus ± 1 Tahun
Tingkat Pendekar II (TALI TAUHID) 1 Jurus ± 1 Tahun
Tingkat Sujud (IKHLAS/SUFI’IYA) Puncak Keilmuan Sujud
Pada akhirnya IKHLAS, SABAR, TAWAKKAL dan RENDAH HATI merupakan kunci keberhasilan dalam meraih hasil yang maksimal.
NB. – Bagi Anggota yang, telah mencapai tingkatan AKBAR (Pcndekar) dan telah lulus tes / ujian keilmuan Insya Allah dapat diberikan wasiat untuk menurunkan ilmu Sujud kepada umat Islam oleh : Guru Utama / Pewaris Tunggal.
Huruf hijai’yah (arab), ternyata mengandung rahasia jurus-jurus untuk membangkitkan tenaga dalam yang dimiliki setiap orang. Misalnya huruf Lam – Alif, jika dilakukan dengan benar, penuh keyakinan diri dan meyakini kebesaran Allah SWT, maka akan dapat digunakan untuk memutuskan atau menarik pusat penyakit fisik maupun batin, termasuk ilmu-ilmu yang akan dikeluarkan dari tubuh seseorang.
Dasar keilmuan yang berasal dari Rasulullah Muhammad SAW (Hadist Tabrani Baihaqi) itu, kini dikembangkan oleh Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia yang berpusat di Babadan, Gedong Kuning, Yogyakarta. Silat Tauhid merupakan satu satunya pergerakan yang mengembangkan huruf huruf hijaiyah di Indonesia “ tandas guru utama dan pewaris tunggal Silat Tauhid Andri Rifai Ibnu Gambang, SH.
Dari nabi Muhammad SAW, Ilmu silat Tauhid sampai ke Syaidina Ali – Syekh Makdum Ibrahim atau lebih dikenal dengan nama Sunan Bonang. Oleh Sunan Bonang diciptakanlah jurus-jurus silat dari gerakan –gerakan dasar tubuh yang disebut jurus Hijai’yah. (rahasia huruf-huruf Al Qur’an) sekitar 1510M
Secara turun temurun ilmu itu dipegang oleh Kian Santang (Sunda), Syeikh Yusuf (Cirebon) dan sampai pada seorang sufi di linggarjati. Dari sufi inilah Ilmu Silat Tauhid diturunkan kepada AR Gambang. SH.
Berat
Selama 5 tahun , AR Gambang yang waktu itu masih muda digembleng fisik dan mentalnya oleh Guru, melalui puasa wirid dan dzikir. “Pada awalnya memang terasa berat. Bahkan ketika diminta berpuasa mutih, saya hanya tahan 2 hari. Namun dengan dorongan Guru, saya akhirnya dapat melalui ujian dan berhak menyandang sebagai pewaris tunggal.”
Cerita Gambang.
Selama itu pula sang guru memerintahkan Gambang untuk melakukan Riyadho atau perjalanan menemui Ajengan, Kiai dan pendekar lainnya. Dari mereka Gambang bisa membandingkan berbagai tenaga ilmu batin yang ada, dan akhirnya mengakui bahwa ilmu Sujud Silat Tauhid adalah asli dan bukan merupakan pecahan ilmu lainnya.
Setelah mendapat wasiat keilmuan, maka sejak tahun 1987 ilmu sujud disebarkan oleh Gambang dalam bentuk majelis dzikir. Atas anjuran pihak yang berwenang, dibentuklah organisasi dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia, tanggal 9 Maret 1992. Semenjak berdirinya padepokan inilah anggota Silat Tauid berkembang pesat. “Kini siswanya mencapai 160.000 orang yang menyebar diseluruh tanah air dengan 25 cabang STI yang telah diresmikan.”
Banyak Bersujud
Rahasia Ilmu Silat Tauhid disebut ALif Lam Mim, artinya “Hanya Allah SWT yang tahu”. “Untuk keberhasilan dalam semua penggunaan silat tauhid maka setiap anggota dituntut untuk melakukan ibadah, terutama shalat 5 waktu dengan Lillahi ta’alaa dan bukannya karena ilmu ini. Sebab ibadah hanyalah untuk Allah SWT semata” tandas Gambang.
Selain ilmu agama, seluruh siswa Silat Tauhid juga diajarkan ilmu peninggalan leluhur bangsa Indonesia sesuai kemampuan. Secara keseluruhan, ilmu tersebut meliputi tenaga dalam, asma, dan hikmah (batin).
Laku puasa, wirid dan dzikir juga lebih ditekankan guna memperkuat batin. Ketiga ilmu tersebut disebut ilmu sujud, maksudnya mengajak setiap orang bersujud. “Karena itu, hanya orang muslim yang dapat masuk menjadi anggota, walaupun ilmu ini adapat digunakan untuk menolong umat tanpa membedakan agama, baik dalam hal beladiri, pengobatan, maupun muamalah” Jelas Gambang.
Untuk mampu menguasai semua ilmu itu seorang anggota harus menguasai ilmu sujud dalam bentuk olah pernafasan. Tingkat penguasaan ilmu sujud ini ada 7, yakni : (1) tingkat dasar (Iqra’), 12 jurus dengan masa belajar sekitar 3 hari, (2) lanjutan (Iman), 12 jurus 1 tahun (3) Gabungan (Kalam), 15 jurus, 1 tahun, (4) Pendekar (Akbar), 1 jurus, 1 tahun (5) Pendekar 1 (Langkah Rasul) 1 jurus,1 tahun (6) Pendekar 2 (Tali Tauhid) 1 jurus 1 tahun, (7) Dzikir (Takharuf), tidak terbatas, Sujud (Ikhlas/Sufi’iya) merupakan puncak keilmuan sujud.
“Pada dasarnya, ikhlas, sabar, tawakal, dan rendah hati merupakan kunci keberhasilan meraih hasil yang maksimal” Tandas Gambang. Mempergunakan ilmu untuk kebaikan dan kemaslahatan (kesejahteraan) umat, memperbanyak dzikir, taat pada orang tua dan guru serta kiai dan harus hafal jurus-jurus yang diajarkan serta melatih pernafasan.
Sedangkan pantangannya antara lain melanggar ajaran Islam, durhaka pada orang tua dan guru, melawan orang sabar dan alim, mempergunakan ilmu untuk kerusakan dan kejahatan, mendahului menyerang lawan dan menggunakan jurus di tempat ibadah atau tempat lain yang mengganggu ketertiban umum.
Mempelajari ilmu kesaktian dengan niat dan motivasi yang tidak baik itu banyak contohnya, seperti untuk mencuri, merampok, membikin guna-guna, menyakiti orang lain dan maksud jahat lainnya.
Otomatis Hilang
Karena itu dalam STI sudah menjadi prinsip, apabila ilmu itu disalahgunakan ke hal-hal yang negative, maka secara otomatis ilmu yang dimilikinya itu hilang dengan sendirinya. Begitulah dasar ajaran Silat Tauhid yang harus dipahami bagi setiap anggotanya.
Lantas kenapa STI berani mengajarkan ilmu tenaga dalam secara terbuka? Ini yang menjadi pokok tujuannya, sesuai amanat yang diterima pewaris tunggal, Andri Rifai Ibnu Gambang atau dikenal dekat dengan panggilan AR Gambang, bahwa ilmu yang dimiliki itu harus diamalkan kepada orang lain. Namun dari petunjuk gurunya yang namanya sangat dirahasiakan itu, ajaran silat tauhid dengan olah pernafasan yang khas, hanya dapat diikutioleh mereka yang beragama Islam. Walaupun masalah kepandaiannya itu untuk menolong siapa saja tanpa pandang bulu, apakah yang ditolong itu seorang muslim atau nonmuslim.
Tentang cara menguasai ilmu silat tauhid yang dititikberatkan pada olah pernafasan di STI memang tidak memakan waktu lama. Tidak seperti tradisi jaman dahulu yang penuh syarat itu, sehingga membuat enggan bagi orang yang ingin mempelajarinya. Karena zaman dulu belum dikembangkan metodenya, seperti sekarang, sehingga masalah tenaga dalam berkesan sulitdipelajari. Anda yang harus menjalani puasa selama 40 hari dan pada hari yang terakhir harus ngebleng (tidak makan, minum dan tidak tidur sehari semalam) .
Menurut Gambang metode yang diterapkan di STI yang dipimpinnya itu merupakan satu loncatan. Keuntungannya, dulu syaratnya yang ikut harus berusia 40 tahun. Maka sekarang untuk anak muda yang usianya 18 tahun sudah bias mengikuti dengan penerapan metode tersendiri. “Dengan cara saya itu, sehingga Silat Tauhid itu masih bias diajarkan kepada mereka yang masih berusia muda” ucapnya.
Semakin Matang
Faktor usia memang sangat berpengaruh pada penguasaan ilmu silat tauhid. Sebab usia peserta semakin dewasa, ilmu yang diserapnya semakin matang. Sebagai alasan, kesempurnaan batin orang yang lebih dewasa itu akan lebih baik, dibandingkan usia anak muda. Kuncinya ialah pada seksualitas, karena ini sangat berpengaruh pada emosi seseorang, dimana umumnya orang muda cenderung lebih menonjol emosinya.
Yang jelas, orang yang dewasa didalam belajar jurus silat tauhid akan lebih istiqomah (tenang). Sisi lain dengan ilmu yang dimilikinya itu akan lebih bias membawa ketenangan batin. Dan pada usia-usia orang tua sangat dibutuhkan sekali ditambahkannya ibadah juga bisa lebih khusyuk. Sudah barang tentu, belajar ilmu silat tauhid tujuannya bukan untuk kedigdayaaan, tetapi agar seseorang bisa menguasai ketenangan batiniahnya. Dan ilmu silat tauhid sesuai dengan metodenya sangat pas untuk mereka yang usianya sudah cukup dewasa. Dari pengaruh ilmunya akan membentuk kepribadian yang cukup mantap. Justru ini sangat dibutuhkan di dalam lingkungan keluarga.
Berdirinya STI memang masih muda, karena baru 20 tahun. Walaupun ilmunya di Indonesia sudah ada sejak zaman dulu. Untuk itu dalam pengembangannya akan diperluas ke berbagai daerah. Bahkan cabang-cabang padepokannya akan didirikan sampai keluar Jawa. Sebab saat ini sudah banyak ilmu silat tauhid tersebar diluar Pulau Jawa.
Padepokan STI Berbenah diri
Tak terutup kemungkinan, STI nantinya isa juga membuka cabang dimancanegara. “Mudah-mudahan saja, karena ini tergantung niat yang ingin mempelajarinya. Kalau sudah tahu manfaatnya, sudah pasti ilmu silat tauhid akan menyebar dengan sendirinya” kata Gambang optimis.
Insya Allah padepokan silat yang bertujuan untuk pengabdian kepada agama, Negara dan bangsa semakin diminat masyarakat. Lagi pula STI bersifat mandiri, artinya tidak berafiliasi kepada Parpol ataupun Ormas manapun. Karena STI ingin hadir untuk kedamaian di dunia maupun akhirat.
Didirikanna STI menurut lelaki lulusan Fakultas Hukum UII Yogyakarta itu, diawali sering dijumpainya teman-teman setingkat SMTA beberapa tahun sebelumnya yang seirng mabuk-mabukan dan nakal. Karena itu, pihaknya bepikir untuk memperbaiki mereka, antara lain mengajaknya ke jalan yang benar. Caranya mereka diajak masuk ke padepokannya. “Sedikit demi sedikit, memang berhasil” Alhamdulillah.
Sumber : Pewaris Tunggal STI, AR. Gambang
http://www.kaskus.co.id/thread/5371a62fbdcb174e058b475b/padepokan-ilmu-sujud
tenaga-dalam-silat-tauhid-indonesia
https://silattauhidindonesia.wordpress.com/sejarah-silat-tauhid-indonesia
http://genni-ireng.blogspot.com
http://silattauhidcabangpekalongan.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar