Konon disebuah kerajaan yang gemah ripah loh jinawe, sang raja merasa tidak tenteram, karena tidak mempunyai putra mahkota, sedangkan kedua putrinya yang sudah menginjak usia dewasa belum juga ada yang melamarnya. Konon para pemuda di kerajaan itu merasa minder untuk meminang puteri sang raja, sedangkan dari kerajaan tetangga juga belum ada yang meminangnya. Lalu sang raja membuat sayembara, yaitu siapa yang bisa mengangkat kaki gajah jantan yang biasa dipakai untuk berperang itu akan diambil sebagai menantu
Singkat cerita, pada hari yang telah ditentukan, berbondong bondonglah pemuda gagah perkasa mengikuti sayembara ini, tetapi tak satupun peserta sayembara yang berhasil mengangkat kaki gajah tersebut, sang raja mulai gelisah karena hari semakin siang belum juga menghasilkan calon menantu,
tidak lama kemudian datanglah Sido brakotono, seorang pemuda gagah ya tidak, dikatakan tampan ya nanggung, ikut mendaftar menjadi peserta sayembara.
Pada awalnya sang raja meragukan penampilan Sido brakotono ini, karena peserta yang kekar saja tidak berhasil mengangkat kaki gajah apalagi ini, ah biarlah pikir sang raja toh dalam pengumuman tadi tidak dicantumkan syarat dan ketentuan berlaku. Akhrnya Sido brakotono mendekati sang gajah dengan pelan, dibelainya punggungnya, mendekat ke belakang dengan tenang, para penonton acuh tak acuh melihatnya karena mereka yakin peserta ini akan gagal pula. Tetapi apa yang terjadi, Sido brakotono tiba tiba meremas "telur" atau "terpedo" milik sang gajah, kontang si gajah kesakitan dan njondil sampai mengangkat kakinya. Tak pelak lagi, gemuruh sorak sorai penonton, karena Sido brakotono berhasil mengangkat kaki sang gajah dan berhasil pula menjadi menantu sang raja.
Sang raja setengah tidak puas mendapatkan menantu seperti Sido brakotono, lalu dibuatlah sayembara jilid 2 untuk mencari pasangan puterinya yang kedua, kali ini dibuatlah peraturan baru, ada syarat dan ketentuan berlaku, peraturannya siapa yang bisa membuat gajah jantan tadi geleng geleng kepala, dia akan diambil sebagai menantu dengan syarat tidak boleh menyakiti sang gajah.
Seperti cerita cerita lain yang sumbernya dari "konon" maka para perseta tidak ada yang berhasil membuat gajah itu geleng geleng kepala dan lagilagi masih menurut "pakem" cerita yang bersumber dari konon, Sido brakotono tampil menjadi peserta sayembara jilid 2 dan (wah nulis cerita jebul lama ya, enakan nulis naskah promosi oriflame, cepet tur entuk duit ... qiqiqi) dan .. sampai mana tadi ... dan Sido brakotono dengan tenang menghampiri gajah ditengah lapangan, dengan gaya yang sama, dibelainya punggung sang gajah, didekati telinganya dan dibisikinya sang gajah itu .... tak remes lagi "terpedo"mu mau nggak .. ?
Kontan sang gajah menggelengkan kepala dengan kencangnya saking takutnya diremas "terpedo"nya dan gemuruh penontong tak kalah ramainya dengan sayembara jilid 1 dan Sido brakotono dengan kecerdikannya itu entuk bojo 2
Singkat cerita, pada hari yang telah ditentukan, berbondong bondonglah pemuda gagah perkasa mengikuti sayembara ini, tetapi tak satupun peserta sayembara yang berhasil mengangkat kaki gajah tersebut, sang raja mulai gelisah karena hari semakin siang belum juga menghasilkan calon menantu,
tidak lama kemudian datanglah Sido brakotono, seorang pemuda gagah ya tidak, dikatakan tampan ya nanggung, ikut mendaftar menjadi peserta sayembara.
Pada awalnya sang raja meragukan penampilan Sido brakotono ini, karena peserta yang kekar saja tidak berhasil mengangkat kaki gajah apalagi ini, ah biarlah pikir sang raja toh dalam pengumuman tadi tidak dicantumkan syarat dan ketentuan berlaku. Akhrnya Sido brakotono mendekati sang gajah dengan pelan, dibelainya punggungnya, mendekat ke belakang dengan tenang, para penonton acuh tak acuh melihatnya karena mereka yakin peserta ini akan gagal pula. Tetapi apa yang terjadi, Sido brakotono tiba tiba meremas "telur" atau "terpedo" milik sang gajah, kontang si gajah kesakitan dan njondil sampai mengangkat kakinya. Tak pelak lagi, gemuruh sorak sorai penonton, karena Sido brakotono berhasil mengangkat kaki sang gajah dan berhasil pula menjadi menantu sang raja.
Sang raja setengah tidak puas mendapatkan menantu seperti Sido brakotono, lalu dibuatlah sayembara jilid 2 untuk mencari pasangan puterinya yang kedua, kali ini dibuatlah peraturan baru, ada syarat dan ketentuan berlaku, peraturannya siapa yang bisa membuat gajah jantan tadi geleng geleng kepala, dia akan diambil sebagai menantu dengan syarat tidak boleh menyakiti sang gajah.
Seperti cerita cerita lain yang sumbernya dari "konon" maka para perseta tidak ada yang berhasil membuat gajah itu geleng geleng kepala dan lagilagi masih menurut "pakem" cerita yang bersumber dari konon, Sido brakotono tampil menjadi peserta sayembara jilid 2 dan (wah nulis cerita jebul lama ya, enakan nulis naskah promosi oriflame, cepet tur entuk duit ... qiqiqi) dan .. sampai mana tadi ... dan Sido brakotono dengan tenang menghampiri gajah ditengah lapangan, dengan gaya yang sama, dibelainya punggung sang gajah, didekati telinganya dan dibisikinya sang gajah itu .... tak remes lagi "terpedo"mu mau nggak .. ?
Kontan sang gajah menggelengkan kepala dengan kencangnya saking takutnya diremas "terpedo"nya dan gemuruh penontong tak kalah ramainya dengan sayembara jilid 1 dan Sido brakotono dengan kecerdikannya itu entuk bojo 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar